Minggu, 03 Juni 2012

Pasar Tradisional Bisa Tergeser dengan Menjamurnya Pasar Modern


KOTA CIREBON, (SC).-
Pasar modern yang menjamur di tengah kota, bahkan hingga ke polosok desa seperti Alfa Mart dan Indomart serta lainnya, membuat ancaman bagi keberadaan pasar tradisional. Kenapa menjadi ancaman, karena memang kebutuhan rumah tangga mulai dari sabun cuci, sabun mandi, alat perabotan dapur hingga berbagai jenis minuman dan obat-obatan tersedia lengkap di pasar modern. Kondisi ini tak hanya menganggu aktivitas pasar tradisonal, tetapi juga mematikan bagi penjual kelontongan dan warung pertokoan warga yang kerap banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan.
Ancaman pasar modern yang terus menjamur terhadap pasar tradisional ternyata dibantah oleh Sumaryani, Kepala Pasar Gunungsari, Kota Cirebon. Menurutnya 188 pedagang yang terdiri atas 85 pedagang los sayur, tahu dan lain-lain, 15 pedagang los daging dan 88 pedagang kios, aktivitasnya masih normal dan tidak terganggu secara signifikan oleh keberadaan pasar modern. Sekalipun komunitas Ikatan Padagang Pasar (IPP) di Pasar Gunungsari meminta kepada pihak PD Pasar agar diteruskan ke pejabat kota dan DPRD untuk membatasi jumlah dan jarak pendirian usaha pasar modern, baik Alfamart maupun Indomart dan lainnya.
“Sampai saat ini, keberadaan pasar modern belum menjadi ancaman yang signifikan bagi Pasar Gunungsari. Akativitas pedagang normal seperti biasanya, tapi tidak tahu jika perekembangan  beberapa tahun kedepan, makanya pihak dari IPP pernah meminta agar jumlah pasar modern di kota Cirebon jarak dan jumlahnya dibatasi, agar kedepan tidak menjadi ancaman serius bagi pasar-pasar tradisional maupun pedagang kecil lainnya,” ujarnya saat dihubungi Suara Cirebon belum lama ini.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan Kepala Pasar Kramat, Saleh, di ruang kerjanya, aktivitas pedagang di Pasar Kramat tetap lancar. Bahkan normal-normal saja tak terjadi penurunan jumlah pedagang. Hal itu karena dibedakan oleh cirri dan ragamnya komoditi yang dipasarkan. Apalagi di Pasar Tradisonal lebih khas, dimana sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan lebih lengkap dan murah ketimbang di pasar modern. Kendati demikian, Saleh mengakui bahwa ada sedikit keterkejutan bagi para pedagang pasar setelah dirubahnya bangunan pasar. Yang semula terlihat becek, kotor dan kumuh, kini mulai ditata hingga telihat bersih, rapih dan nyaman.
Memang, ungkap Saleh, saat ini Pasar Kramat beralih menjadi pasar semi modern, selain untuk menjawab kebutuhan dan perkembangan zaman, juga agar aktivitas pasar bisa lebih rapih, bersih dan nyaman. Khususnya di pasar Kramat, selain akan dijadikan pilot projeck dari pasar tradisonal yang ada di kota Cirebon, mengingat penataan pasar ini hampir sama dengan pasar tradisonal yang ada di Jakarta. Semua barang dagangan digantung di atas, demikian juga dengan daging-dagingan, semuanya benar-benar ditata rapih.
“Mudah-mudahan, selain pasar semi modern yang di Gunungsari, pasar Kramat juga bisa menjadi pasar semi modern yang bisa mengurangi terutama aspek kebersihan dan keindahan kota. Karena memang sudah kami sediakan tong sampah di beberapa sudut strategis dan setiap harinya diangkut untuk dibuang ke TPS. Hal ini untuk mengurangi kekumuhan dan pasar tetap terjaga kebersihannya,” terangnya. (Cak Din/SC)

0 komentar

Posting Komentar