CIREBON, (SC).- Sejumlah LSM beranggapan bahwa Ulama bukanlah selebritis.
Ulama dan selebritis dipandangnya jauh berbeda, baik disiplin ilmunya maupun
dunianya. Pernyataan itu terungkap ketika LSM se-Wilayah III Cirebon mengadakan
bedah buku tentang “Potret Ulama antara yang Konsisten dan Penjilat”, Jum’at
(13/4) diruang auditorium IAIN Syech Nurjati Cirebon. Bedah buku ini juga
bertujuan agar masyarakat muslim mampu membedakan mana ulama dan selebriti. Hal
ini agar tidak ada salah tafsir dan akan membuat umat muslim mendapatkan
rumusan yang salah tentang Islam.
Selain itu, tujuan lainnya untuk mendidik umat
Islam secara umum, karena saat ini sudah ada pewaris nabi yaitu para ulama.
Meskipun kenyataanya banyak pula masyarakat muslim yang beranggapan jika ulama
tidak boleh dihujat. Padahal, saat ulama tersebut merumuskan masalah yang
salah, maka akan membahayakan pengikut-pengikutnya. “Ulama itu panutan yang
harus digugu dan ditiru, sedangkan ulama itu lebih dari guru,” tandas Ketua
Panitia bedah buku Potret Ulama antara yang Konsisten dan Penjilat, Ustadz
Faisal yang juga selaku Ketua FKM Wilayah III Cirebon, di kediamannya, Jum’at
(13/4).
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris
Panitia, Ustadz Mujaddid, yang juga anggota FUI Wilayah III Cirebon. Menurutnya
minimnya pemahaman tentang Islam untuk membedakan mana yang benar dan salah
menjadi dasar pelaksanaan bedah buku ini. “Banyak ulama yang hanya mengejar
popularitas saja untuk kebutuhan dunia. Padahal nabi bersabda bahwa para nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham (harta benda-red) kepada umatnya tapi
mewariskan ilmu,” katanya.
Terkait penyelenggaraan bedah buku ini, ungkap
Ustadz Faisal, bedah buku tersebut diisi oleh tiga narasumber yakni Prof.
Abdullah Ali selaku guru besar IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Ustadz Muhammad
Toharoh, Lc. selaku Ketua Yayasan As Sunnah Cirebon dan Ustadz Abu Rusdan.
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini bukan saja dari wilayah III Cirebon, tapi
juga dari Brebes dan Tasikmalaya.
Diakhir acara, Ustadz Faisal berharap, peserta
bedah buku ini diharapkan banyak mendapatkan manfaat dan bisa membedakan ulama
yang benar dan salah. Selain itu, peserta juga dapat mendapatkan pencerahan.
“mudah-mudahan acara seperti ini bisa kembali diadakan agar umat Islam
lebih mengetahui ilmu Islam, terutama yang shahih. Mengingat masih banyak juga
ulama yang konsisten,” ucapnyanya. (Haris/Susilowati/SC*)
0 komentar
Posting Komentar