SUMBER, (SC).- Peristiwa lahirnya sebuah kota
maupun perkampungan pasti menyimpan lintasan sejarah. Peristiwa bersejarah itu
sebagai bukti dari perjalanan masa atau zaman. Seperti di Desa Mundu Mesigit,
sekitar abad ke-11 datanglah seorang mubaligh dari Timur Tengah-Baghdad yang
bernama Syekh Syarif Abdurrohman Al Bagdadi dan dipercaya sebagai utusan dari
Sultonul Aulia Syekh Abdul Qodir al Jailani untuk menyebarkan agama
Islam di Jawa. Kedatangan ulama besar inilah sebagai cikal bakal lahirnya Desa
Mundu Mesigit.
Saat itu, Syekh Syarif
Abdurrohman mengambil dakwah di tanah Pasundan yaitu di wilayah yang sekarang
bernama Mundu Mesigit untuk melaksanakan misinya, Syekh
tersebut membangun masjid yang bila dilihat mirip candi
di Jawa Timur atau Singasari Akhir. “Bangunan ini berfungsi ganda, bukan saja
sebagai sarana ibadah ritual tetapi juga digunakan untuk menggembleng
santri-santrinya dalam hal menuntut ilmu agama Islam serta ilmu-ilmu lainnya,”
ujar kuncen Situs Mundu Mesigit pada Senin (09/04) lalu.
Santri beliau yang berasal
dari bangsa manusia yaitu diantaranya dikenal sampai sekarang dengan nama Nyai
Mas Angrum Sari, Pangeran Sela Rasa, Pangeran Sela Ganda, Pangeran Sela Suara,
Pangeran Telaga, Pangeran Tresmi, Ki Nunjum Sidiq seorang ahli perbintangan/
falaq (astronomi) dan penasehat kerajaan Atas Ulun, Ki Patih Qummauzzaman
seorang Perdana Menteri Kerajaan Atas Ulun dan lainnya, serta 5 tokoh besar
seperti Seda Lautan Prata Kelana, Nyi Mas Rara Kafi, Juragan Dampu Awang, Syekh
Kilo Bama, dan Ki Gede Mundu, “beliau juga mendapat gelar dari masyarakat
Pasundan dengan sebutan Ki Lobama,” jelasnya lagi. (Andri/SC*)
0 komentar
Posting Komentar