KOTACIREBON, (SC).-
Saat ini orang tua lebih
memilih pendidikan umum ketimbang sekolah agama, terutama di lingkungan
pendidikan TK. Selain karena soal gengsi, soal harapan pun pendidikan umum
dianggap lebih siap mengikuti zaman ketimbang di sekolah agama. Padahal dampak
dari globalisasi justru mengharuskan anak memiliki basic agama yang kuat. Maka
TK Islam atau PAUD yang bernafaskan agamalah yang seharusnya dibutuhkan pada
era sekarang ini.
Apalagi pengaruh budaya barat yang begitu kuat terhadap
prilaku anak di luar, termasuk dunia digital (teknologi), tentu orang tua harus
benar-benar memberikan basic agama yang kuat sejak dini kepada anak agar tidak
terkena virus barat yang terkadang bisa merusak moralitas dan prilaku anak. Di
era sekarang persaingan memang tak selalu ada di dunia bisnis, di dunia
pendidikan pun persaingan mulai bermunculan. Baik antar yayasan, maupun
institusi pendidikan itu sendiri.
Bagi sekolah yang penyelenggaraan pendidikannanya agama
tentu persaingan itu semakin sehat dan bisa memajukan, terutama bagi kemajuan siswanya di bidang
agama. Namun persoalannya akan lain jika sekolah agama harus bersaing dengan
sekolah-sekolah yang berbasic umum terutama di lingkungan TK maupun PAUD.
Bahkan ironisnya, sekolah-sekolah umum justru lebih laku ketimbang
sekolah-sekolah yang berbasic agama. Padahal pengetahauan agama lebih siap
terutama dalam mencegah derasnya arus globalisasi dunia.
Sebagaimana diutarakan Rukiyah selaku kepala sekolah TK RQ,
yang berada di Jln Panjunan no 27, Kota Cirebon. Menurutnya, kondisi saat ini
cukup memprihatinkan, mengingat banyak orang
tua murid yang bangga jika anaknya dapat berbahasa Jepang ataupun Inggris
ketimbang menguasai ilmu
agama. “Harusnya mereka lebih khawatir bila anaknya tidak melakukan sholat
tepat waktu, dan seharusnya sangat bangga jika anaknya bisa ngaji serta pandai
menghafal do’a-do’a pendek,” ujarnya.
Kendati demikian, ada suatu kondisi yang harus dimaklumi
bersama, terutama jika sebagian masyarakat awam hanya melihat pada alat peraga
yang dimiliki salah satu TK, sehingga bukan lagi kualitas pengetahuan agama bagi
peserta didiknya serta kemampuan tenaga pengajar atau bobot pendidikan
pengajarnya, terutama mereka (tenaga pendidik) yang benar-benar menguasai
bidang pendidikan PAUD maupun RQ secara khsusus.
Untuk itu Rukiyah, yang juga menjabat sebagai ketua
yayasan, sudah beberapa kali membuat terobosan baik melalui proposal maupun
program lainnya. Namun hingga kini belum ada respon baik dari dinas terkait
maupun instansi lainnya. Meski demikian Rukiyah tetap akan memberikan berjuang
bagi kemajuan sekolahnya. “Semoga ketua IGRA Kab. Cirebon, H. Oman Faturrohman,
M.A mau merespon dan memberikan bantuan kepada TK kami,” harapnya. (Susi/**)
0 komentar
Posting Komentar