KABUPATEN CIREBON, (SC).- Paguyuban Sholawat Djati boleh terbilang
sukses saat menyelenggarakan istigosah, pada Jum’at, (06/04). Istigosah ini
mampu menyedot jama’ah dari berbagai latar belakang hingga sebanyak 700 orang.
Jumlah yang fantastis ini merupakan jama’ah dari berbagai daerah di
wilayah III Cirebon. Sekalipun jama’ahnya membludak, acara yang dibuka sejak
pukul 19.00 wib itu berjalan lancar dan sukses. Ustadz kusnadi selaku ketua
kordinator acara saat ditemui SC dilokasi kegiatan menjelaskan,
bahwa Paguyuban Akar Djati adalah Paguyuban Sholawat Nariyah dari warisan
Kanjeng Sunan Gunung Djati,sebagai identitas jati diri selaku insan muslim
cirebo. Nama Akar Djati sendiri merupakan pemberian Almarhum Gusdur (KH.
Abdurachman Wahid) mantan Presiden Republik Indonesia.
Menurut Ustadz Kusnadi,
Istighosah ini bertujuan untuk mendoakan para pemimpin bangsa agar selama
memimpin negeri ini diberikan kemudahan dalam menjalankan tugasnya. Selain itu
juga mendoakan para jamah Akar Djati agar selalu diberikan keberkahan. Acara
yang diisi Tausiyah KH Maman Imanul Haq, berjalan lancar dan sukses,
jama’ah pun terlihat khidmat menyimak tausiyah tersebut, meski hanya
berlangsung sekitar 30 menitan. Usai tausiah, acara kemudian dilanjutkan dengan
Hadhoroh Fatihah untuk para wali dan keluarga jamah yang telah berpulang
kerahmatullah, serta hadoroh agar jamaah bisa dilancarkan dari segala
usahanya (bisnis).
Selain itu, juga untuk
dibukakan pintu rachmat serta rejekinya. Kemudian rangkaian cara selanjutnya
ditutup dengan Yasinan dan Sholawat Nariyah secara berjamaah. Diakhir
acara, Ustadz Kusnadi alumnus Pesantren Krapyak Yogyakarta, kemudian
mengajak jamaah Akar Djati untuk mendoakan H. Yusyus Kuswandana,SH, salah
seorang anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Demokrat, yang rencananya bakal
hadir pada acara istigosah ini, tapi ternyata berhalangan, agar H. Yusyus
Kuswandana,SH, tetap di mudahkan dan dilancarkan dalam pencalonannya sebagai Gubernur
Jawa Barat, yang kini tengah menunggu hasil seleksi dari DPD Demokrat Jawa
Barat. Ustadz Kusnadi pun berpesan, sebaik-baiknya calon pemimpin adalah
yang santun dalam bersosialisasi dan mengedepankan etika bermasyarakat,terlebih
Cirebon adalah kota Wali. pemimpinnya harus menghormati keragaman budaya
warisan para waliullah. (Opik/**)
0 komentar
Posting Komentar