KOTA CIREBON, (SC).-
Pasar modern yang menjamur di tengah
kota, bahkan hingga ke polosok desa seperti Alfa Mart dan Indomart serta
lainnya, membuat ancaman bagi keberadaan pasar tradisional. Kenapa menjadi
ancaman, karena memang kebutuhan rumah tangga mulai dari sabun cuci, sabun
mandi, alat perabotan dapur hingga berbagai jenis minuman dan obat-obatan
tersedia lengkap di pasar modern. Kondisi ini tak hanya menganggu aktivitas
pasar tradisonal, tetapi juga mematikan bagi penjual kelontongan dan warung
pertokoan warga yang kerap banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan.
Ancaman pasar modern yang
terus menjamur terhadap pasar tradisional ternyata dibantah oleh Sumaryani,
Kepala Pasar Gunungsari, Kota Cirebon. Menurutnya 188 pedagang yang terdiri
atas 85 pedagang los sayur, tahu dan lain-lain, 15 pedagang los daging dan 88 pedagang
kios, aktivitasnya
masih normal dan tidak terganggu secara signifikan oleh keberadaan pasar
modern. Sekalipun komunitas Ikatan Padagang Pasar (IPP) di Pasar Gunungsari
meminta kepada pihak PD Pasar agar diteruskan ke pejabat kota dan DPRD untuk
membatasi jumlah dan jarak pendirian usaha pasar modern, baik Alfamart maupun
Indomart dan lainnya.
“Sampai saat ini, keberadaan
pasar modern belum menjadi ancaman yang signifikan bagi Pasar Gunungsari.
Akativitas pedagang normal seperti biasanya, tapi tidak tahu jika perekembangan beberapa
tahun kedepan, makanya pihak dari IPP pernah meminta agar jumlah pasar modern
di kota Cirebon jarak dan jumlahnya dibatasi, agar kedepan tidak menjadi
ancaman serius bagi pasar-pasar tradisional maupun pedagang kecil lainnya,”
ujarnya saat dihubungi Suara Cirebon
belum lama ini.
Pernyataan yang sama juga
diungkapkan Kepala Pasar Kramat, Saleh, di ruang kerjanya, aktivitas pedagang
di Pasar Kramat tetap lancar. Bahkan normal-normal saja tak terjadi penurunan
jumlah pedagang. Hal itu karena dibedakan oleh cirri dan ragamnya komoditi yang
dipasarkan. Apalagi di Pasar Tradisonal lebih khas, dimana sayur-sayuran dan
bumbu-bumbuan lebih lengkap dan murah ketimbang di pasar modern. Kendati
demikian, Saleh mengakui bahwa ada sedikit keterkejutan bagi para pedagang
pasar setelah dirubahnya bangunan pasar. Yang semula terlihat becek, kotor dan
kumuh, kini mulai ditata hingga telihat bersih, rapih dan nyaman.
Memang, ungkap Saleh, saat ini
Pasar Kramat beralih menjadi pasar semi modern, selain untuk menjawab kebutuhan
dan perkembangan zaman, juga agar aktivitas pasar bisa lebih rapih, bersih dan
nyaman. Khususnya di pasar Kramat, selain akan dijadikan pilot projeck dari
pasar tradisonal yang ada di kota Cirebon, mengingat penataan pasar ini hampir
sama dengan pasar tradisonal yang ada di Jakarta. Semua barang dagangan
digantung di atas, demikian juga dengan daging-dagingan, semuanya benar-benar
ditata rapih.
“Mudah-mudahan, selain pasar semi modern yang di
Gunungsari, pasar Kramat juga bisa menjadi pasar semi modern yang bisa
mengurangi terutama aspek kebersihan dan keindahan kota. Karena memang sudah kami
sediakan tong sampah di beberapa sudut strategis dan setiap harinya diangkut
untuk dibuang ke TPS. Hal ini untuk mengurangi kekumuhan dan pasar tetap
terjaga kebersihannya,” terangnya. (Cak Din/SC)
0 komentar
Posting Komentar